Metabolisme
merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri
dengan produk akhir, yang terjadi di dalam sel. Berbeda dengan reaksi kimia
pada umumnya, reaksi kimia yang terjadi di dalam sel tidak bersifat bolak-balik,
melainkan berjalan satu arah. Setiap produk suatu reaksi akan menjadi reaktan
bagi reaksi berikutnya, sampai produk akhir dari suatu jalur metabolisme terbentuk.
Rangkaian Reaksi 1,2,3 dan 4 dalam satu jalur metabolisme. Dengan jalur ini A adalah substrat atau reaktan awal dan E adalah produk akhir |
Berdasarkan
tujuannya, metabolisme dibedakan menjadi katabolisme dan anabolisme.
Katabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya adalah molekul
besar dan Produk akhimva adalah molekul kecil.
Dengan kata
lain, katabolisme adalah rangkaian reaksi yang bertujuan untuk pembongkaran
atau penguraian suatu molekul. Biasanya katabolisme bersifat eksergonik
(menghasilkan energi). Katabolisme memiliki dua fungsi, yaitu menyediakan bahan
baku untuk sintesis molekul lain dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan baik tingkat seluler maupun
tingkat individu.
Sedangkan
anabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya adalah molekul
kecil dan produk akhirnya adalah molekul besar. Dengan kata lain, anabolisme
adalah rangkaian reaksi yang bertujuan untuk penyusunan atau sintesis molekul.
Pembentukan Makromolekul dari Mikromolekul |
KATABOLISME KARBOHIDRAT
Katabolisme
karbohidrat adalah pemecahan molekul karbohidrat menjadi unit-unit yang lebih
kecil. Katabolisme karbohidrat meliputi proses pemecahan polisakarida menjadi
monosakarida dan pemakaian glukosa (monosakarida) dalam proses respirasi untuk
menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). ATP inilah yang
digunakan oleh seluruh makhluk hidup untuk melakukan seluruh aktivitas
kehidupan.
Karbohidrat
akan masuk dalam reaksi respirasi dalam bentuk glukosa. Oleh karena itu,
karbohidrat (polisakarida) harus diubah dahulu menjadi monosakarida (glukosa)
dalam proses pencernaan.
Pemecahan
Polisakarida Menjadi Monosakarida
Proses
pemecahan polisakarida (pati) maupun disakarida menjadi monosakarida (gula
sederhana)
glukosa,
galaktosa, dan fruktosa terjadi di sepanjang saluran pencernaan dengan
melibatkan berbagai enzim pencernaan.
Ketika
makanan dikunyah, makanan akan bercampur dengan saliva yang mengandung enzim
ptialin. Enzim ini menghidrolisis pati menjadi maltosa yang merupakan
disakarida dan glukosa. Makanan berada di dalam mulut dalam waktu yang relatif
singkat, sehingga hanya 3-5% pati yang telah terhidrolisis pada saat makanan
ditelan.
Walaupun
makanan tidak cukup lama berada dalam mulut, kerja ptialin dapat terus
berlangsung selama satu jam setelah makanan memasuki lambung. Selanjutnya,
kerja ptialin akan dihambat oleh asam yang dikeluarkan oleh lambung karena
ptialin merupakan enzim yang tidak aktif saat pH medium turun di bawah 4. Di
lambung, sekitar 30 - 40% pati dihidrolisis menjadi maltosa.
Di duodenum
(usus dua belas jari), makanan bercampur dengan getah pankreas yang mengandung
a-amilase. Enzim ini memiliki fungsi yang sama dengan enzim ptialin.
Selanjutnya disakarida (laktosa, sukrosa, dan maltosa) dan polimer glukosa akan
dipecah menjadi monosakarida oleh empat enzim, yaitu laktase, sukrase, maltase,
dan a-dekstrinase yang disekresikan oleh sel epitel yang melapisi usus. Laktosa
dipecah menjadi satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Sukrosa
dipecah menjadi satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Maltosa dan
polimer glukosa akan dipecah menjadi molekul-molekul glukosa.
Dalam
makanan yang kita konsumsi, lebih dari 80% hasil katabolisme pati adalah
glukosa, sedangkan galaktosa dan fruktosa hanya mewakili 20% dari makanan
tersebut. Setelah penyerapan oleh usus halus, sebagian fruktosa dan hampir
semua galaktosa dengan segera diubah menjadi glukosa. Dengan demikian sangat
sedikit galaktosa dan fruktosa yang terdapat dalam sirkulasi darah.
Pemakaian
Glukosa (Monosakarida) pada Respirasi dalam Sel
Glukosa
(monosakarida) yang telah dipecah dalam saluran pencernaan, selanjutnya
digunakan sebagai substrat dalam proses respirasi. Respirasi merupakan cara sel
untuk mendapatkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat) dan energi
elektron tinggi (NADH2 = Nicotinamide Adenine Dinucleotide H2 dan FADH2 =
Flavin Adenine Dinucleotide H2). Terdapat dua jenis respirasi, yaitu respirasi
aerob dan anaerob.
Respirasi aerob
Respirasi
aerob merupakan peristiwa pembakaran zat yang melibatkan oksigen dari
pernapasan. Oksigen akan digunakan sebagai penerima elektron terakhir dalam pembentukan
ATP. Respirasi pada tingkat organisme berupa pertukaran oksigen dengan karbon
dioksida di dalam aiveoius paru-paru. Sedangkan respirasi pada tingkat sel terjadi di dalam mitokondria.
Secara singkat reaksi yang terjadi pada respirasi aerob adalah sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 à
à à 6CO2 + 6H2O
+ 36 ATP
Glukosa + Oksigen à
à à Karbondioksida + Air +
Energi
Respirasi aerob terjadi dalam tiga tahap, yaitu glikolisin, siklus Krebs dan sistem transpor elektron. Hubungan antara glikolisin, siklus Krebs dan sistem transpor elektron serta tempat terjadinya di dalam sel dapat dilihat dari gambar berikut
Proses Respirasi pada tingkat sel |
- GlikosisGlikolisis terjadi di dalam sitoplasma sel. Pada tahap glikolisis, terjadi dua langkah reaksi yaitu langkah memerlukan energi dan langkah melepaskan energi. Saat langkah memerlukan energi, 2 molekul ATP diperlukan untuk mentransfer energi, 2 molekul ATP diperlukan untuk mentransfer gugus fosfat ke glukosa sehingga glukosa memiliki simpanan energi yang lebih tinggi. Energi ini diperlukan untuk reaksi selanjutnya, yaitu reaksi pelepasan energi.Jadi, dapat disimpulkan bahwa glikolisis adalah reaksi pelepasan energi yang memecah 1 molekul glukosa (terdiri dari 6 atom karbon) atau monosakarida yang lain menjadi 2 molekul asam piruvat (terdiri dari 3 atom karbon), 2 NADH (Nicotinanmide Adenine Dinucleotide H).
Tahapan Glikolisis 1) Penggunaan ATP menjadikan glukosa berikatan dengan fosfat anorganik menjadi glukosa-6-fosfat.
2) Glukosa-6-fosfat mengalami perubahan struktur menjadi fruktosa-6-fosfat.3) Penggunaan ATP kembali menambah fosfat anorganik menjadi fruktosa-1,6-difosfat.4) Fruktosa-1,6-difosfat dipecah menjadi 2 molekul fosfogliseraldehid (PGAL).5) Setiap PGAL memberi 2 elektron dan 1 atom hidrogen kepada NAD+ untuk membentuk NADH.6) Masing-masing PGAL kembali berikatan dengan fosfat anorganik membentuk 1.3-difosfogliserat.7) Fosfat anorganik pada 1,3-difosfogliserat ditransfer ke ADP untuk membentuk ATP, dan 1.3-difosfogliseratmenjadi 3-fosfogliserat.8) Kemudian 3-fosfogliserat memindahkan gugus fosfat ke karbon kedua membentuk 2-fosfogliserat, lalu diikuti pelepasan H20 menyebabkan 2-fosfogliserat berubah menjadi 3-fosfoenol piruvat (PEP).9) Setiap PEP mentransfer fosfat anorganiknya kepada ADP untuk menghasilkan ATP, sehingga PEP berubah menjadi asam piruvat. - Siklus KrebsSiklus Krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari orang yang menemukan secara rinci tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs (tahun 1930-an). Siklus ini disebut juga siklus asam sitrat.
Tahap awal siklus Krebs adalah 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan memasuki mitokondria. Siklus Krebs terjadi di dalam mitokondria. Selama reaksi tersebut dilepaskan 3 molekul karbon dioksida, 4 NADH, 1 FADH2 (Flavin Adenine Dinucleotide H2), dan 1 ATP. Reaksi ini terjadi dua kali karena pada glikolisis, glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat.Tahapan siklus Krebs Jadi, siklus Krebs merupakan reaksi tahap kedua dalam respirasi aerob yang menghasilkan 8 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.a) Asam piruvat hasil glikolisis memasuki mitokondria.b) Asam piruvat melepaskan gugus karboksil dalam bentuk C02. Asam piruvat juga memberikan hidrogen dan elektron kepada NAD+, membentuk NADH. Selanjutnya koenzim bergabung dengan sisa 2 atom karbon dari asam piruvat membentuk asetil-KoA.c) Asetil Ko-A mentransfer 2 atom karbonnya ke oksaloasetat membentuk sitrat. Koenzim A dilepaskan dari Asetil KoA. Penambahan dan pelepasan H20 mengubah sitrat menjadi asam isositrat.d) Asam isositrat melepaskan gugus karboksil dalam bentuk C02 dan terbentuk asam a-ketoglutarat. Hidrogen dan elektron ditransfer kepada NAD, membentuk NADH.e) Asam a-ketoglutarat melepaskan gugus karboksil dalam bentuk C02, dan NADH terbentuk. Asam a-ketoglutarat berikatan dengan molekul koenzim A, membentuk suksinil-KoA.f) Koenzim A dilepaskan dan digantikan oleh fosfat (berasal dari GTP). Fosfat terikat pada ADP membentuk ATP. Suksinil-KoA berubah menjadi asam suksinat.g) Elektron dan hidrogen dari asam suksinat ditransfer ke FAD membentuk FADH2. Asam suksinat berubah menjadi asam fumarat.h) Asam fumarat menggunakan H20 membentuk asam malat. Asam malat mentransfer hidrogen dan elektron ke NAD+ membentuk NADH. Asam malat berubah menjadi asam oksaloasetat yang akan digunakan dalam siklus Krebs selanjutnya. - Sistem Transpor ElektronTranspor elektron terjadi di bagian membran dalam mitokondria. NADH dan FADH2 yang dihasilkan dari siklus Krebs dan glikolisis memberikan elektron dan H+ ke sistem transpor elektron. Oleh karena elektron bergerak melalui sistem transpor, H+ dipompa ke luar dari membran dalam mitokondria. Konsentrasi H+ di luar membran dalam mitokondria menimbulkan gradien elektron antara bagian luar dan bagian dalam membran dalam mitokondria. Akibatnya, ion H+ kembali menuju bagian dalam membran dalam mitokondria melalui ATP sintase.
Transpor elektron terjadi di bagian dalam mitokondria (beserta proses transpor elektron)
ATP sintase merupakan protein yang menempel di membran dalam mitokondria. Aliran H+ melalui protein transpor ini memacu pembentukan ATP dari ADP dan fosfat (Pi). Oksigen bebas menjaga pembentukan ATP terus berjalan, yaitu dengan menerima elektron yang dilepaskan pada akhir sistem transpor elektron. Oksigen akan bergabung dengan H+ membentuk air. ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem transpor elektron adalah tahapan terakhir dari respirasi aerob ketika elektron dari reaksi intermediet (siklus Krebs) dialirkan berturut-turut pada enzim dan kofaktor membran dalam mitokondria, dan menyebabkan terjadinya gradien elektron yang mendorong sintesis ATP.
ATP yang dihasilkan dari pemecahan glukosa menjadi karbon dioksida dan air dalam respirasi aerob adalah 2 ATP hasil dari glikolisis + 2 ATP dari siklus Krebs + 32 ATP dari sistem transpor elektron (total 36 ATP).
Pada glikolisis dan siklus Krebs terdapat senyawa- senyawa antara yang berguna untuk bahan baku sintesis asam amino dan asam lemak, serta senyawa lain yari£ diperlukan tubuh. Misalnya, asam piruvat yang merupakan hasil akhir glikolisis merupakan hasil antara untuk bahan antara siklus Krebs) merupakan bahan dasar lain untuk asam amino yang berbeda. Sintesis asam amino dilakukan dengari cara penambahan gugus amina (aminasi) terhadap bahan yang telah disebutkan di atas. Asetil koenzim A juga merupakan bahan dasar untuk sintesis asam lemak dan kolesterol.
Respirasi anaerob
Respirasi
anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima
elektron akhir pada I saat pembentukan ATR Respirasi anaerob juga menggunakan I
glukosa sebagai substrat. Respirasi anaerob merupakan proses fermentasi.
- Fermentasi
Beberapa
organisme yang melakukan fermentasi di antaranya adalah bakteri dan protista
yang hidup di rawa, lumpur, makanan yang diawetkan, atau tempat-tempat lain
yang tidak mengandung oksigen. Beberapa organisme dapat menggunakan oksigen
untuk respirasi, tetapi dapat juga melakukan fermentasi. Organisme seperti ini
melakukan fermentasi jika lingkungannya miskin oksigen. Sel-sel otot juga dapat
melakukan fermentasi jika sel-sel otot kekurangan oksigen.
Seperti pada
respirasi aerob, glukosa merupakan substrat pada tahap awal fermentasi. Glukosa
dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan terbentuk 2 ATR Akan
tetapi, reaksi fermentasi tidak secara sempurna memecah glukosa menjadi karbon
dioksida dan air, sehingga ATP yang dihasilkan lebih sedikit dari jumlah ATP
yang dihasilkan oleh glikolisis. Contoh fermentasi adalah fermentasi alkohol
dan fermentasi asam laktat.
Fermentasi
alkohol dilakukan oleh jamur ragi (yeast) secara anaerob. Sebagai substrat
fermentasi adalah asam piruvat. Molekul piruvat (hasil glikolisis) difermentasi
menjadi asetaldehid. NADH memberikan elektron dan hidrogen kepada asetaldehid,
sehingga terbentuk produk akhir alkohol, yaitu etanol. Pada fermentasi alkohol
ini dihasilkan 2 ATP.
Fermentasi
asam laktat terjadi pada otot manusia saat melakukan kerja keras dan persediaan
oksigen kurang mencukupi. Pada fermentasi asam laktat molekul asam piruvat
hasil glikolisis menerima elektron dan hidrogen dari NADH. Transfer elektron
dan hidrogen menghasilkan NAD kembali. Pada saat yang sama, asam piruvat diubah
menjadi asam laktat menghasilkan 2 ATP. Kerja otot terus-menerus akan
menimbulkan asam laktat dalam jumlah besar.
Tahapan Fermentasi alkohol |
Penimbunan asam laktat pada otot menyebabkan elastisitas otot menjadi berkurang
dan menimbulkan gejala kram serta kelelahan.
Tahapan Fermentasi Asam Laktat |
Perbandingan
Energi antara Respirasi Aerob dan Fermentasi
Jika
dibandingkan energi yang diperoleh dari respirasi aerob dengan energi dari
fermentasi, respirasi aerob menghasilkan energi yang lebih besar. ATP yang
dihasilkan respirasi aerob adalah 36 ATP untuk oksidasi satu molekul glukosa.
Sebaliknya, dengan fermentasi hanya akan diperoleh total energi sebesar 2 ATP.
Jadi energi respirasi aerob adalah 18 kali lipat lebih tinggi dibandingkan
energi fermentasi. Salah satu alasan mengapa hal tersebut terjadi, karena
respirasi aerob merupakan katabolisme sempurna yang menghasilkan C02 dan H20.
Jadi, pembakaran yang dihasilkan optimum. Sebaliknya, hasil fermentasi adalah
karbon yang masih reduktif, misalnya etanol dan asam laktat. Oleh karena itu,
etanol masih menyisakan energi terikat di dalamnya, yang sesungguhnya masih
dapat dibakar untuk menghasilkan energi lanjutan.
0 comments:
Post a Comment