Faktor Eksternal
Faktor eksternal atau faktor lingkungan meliputi pengaruh iklim, tanah, dan biota tempat tumbuhan berada. Kondisi ini akan mempengaruhi tumbuhan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Faktor internal dan eksternal saling mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah temperatur, cahaya, air, pH, oksigen, dan nutrisi.
Temperatur
Temperatur akan mempengaruhi proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi pada tumbuhan. Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan tumbuhan. Strategi tumbuhan dalam menghadapi temperatur yang tinggi adalah dengan meningkatkan proses transpirasi (penguapan air yang umumnya melalui daun). Selain itu, temperatur juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses metabolisme.
Temperatur untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Temperatur yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
tingkat tinggi berkisar antara 0°C hingga 45°C. Contohnya, berbagai kultivar gandum (Triticum vulgare) dapat tumbuh pada kisaran temperatur mendekati 0°C - 40°C. Namun, pertumbuhannya akan optimal pada kisaran temperatur 20°C - 25°C. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung (Zea mays) berkisar antara 30°C - 35°C\ tetapi jagung tidak dapat tumbuh pada temperatur di bawah 12°C.
Sebenarnya, temperatur optimum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan tersebut. Tumbuhan yang berasal dari wilayah tropis memerlukan temperatur yang relatif lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau kutub.
Cahaya matahari
Cahaya matahari mempengaruhi tumbuhan berdaun hijau karena cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis tumbuhan. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Cahaya matahari juga mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi pucat, kurus, dan daunnya tidak berkembang (etiolasi). Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daun berkembang baik, dan berwarna hijau. Hal ini dikarenakan pengaruh auksin dihambat oleh cahaya matahari. Lihat Gambar 1.12.
Respon tumbuhan terhadap periode penyinaran cahaya matahari disebut fotoperiodisme. Di daerah beriklim sedang yang mengalami empat musim, periode penyinaran akan bervariasi pada setiap musim. Berdasarkan respon tumbuhan terhadap periode penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan berhari netral. Lihat Gambar 1.13.
• Tumbuhan berhari pendek (short-day plant)
Tumbuhan berhari pendek merupakan tumbuhan yang berbunga jika lama pencahayaan lebih pendek dari kegelapan. Kelompok tumbuhan ini berbunga pada akhir musim panas atau musim gugur. Contohnya aster, krisan, dan dahlia.
• Tumbuhan berhari panjang (long-day plant)
Tumbuhan berhari panjang merupakan tumbuhan yang berbunga jika lama pencahayaan lebih panjang dari kegelapan. Kelompok tumbuhan ini berbunga pada musim semi. Contohnya bayam, kentang, dan gandum.
• Tumbuhan berhari netral (neutral-day plant)
Tumbuhan berhari netral merupakan tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh lama (periode) penvinaran. Contohnya bunga matahari, mawar, dan kapas.
Respon tumbuhan terhadap penyinaran meliputi proses dormansi, perkecambahan, perkembangan batang dan akar, serta pembungaan. Respon tumbuhan terhadap sinar dikontrol oleh pigmen fitokrom.
Pada tumbuhan yang sama, apabila daun yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis mengalami intensitas penyinaran yang berbeda, akan terjadi perbedaan struktur daun. Daun yang terkena cahaya matahari lebih banyak mengalami proses fotosintesis yang cepat. Akibatnya, sel-sel palisade yang terbentuk lebih dari satu lapis. Untuk mengurangi transpirasi, kutikulanya akan menebal. Sebaliknya, tumbuhan yang kurang terkena cahaya akan memiliki kandungan air yang lebih banyak. Pada tumbuhan ini sel-sel mesofil lebih banyak jumlahnya.
Air, pH, dan oksigen
Air merupakan senyawa yang sangat penting dalam menjaga tekanan turgor dinding sel. Fungsi air dalam tumbuhan adalah:
• menentukan laju fotosintesis;
• sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan;
• menentukan proses transportasi unsur hara yang ada di dalam tanah;
• mengedarkan hasil-hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan;
• sebagai medium reaksi kimia (metabolisme) dalam sel.
Faktor pH (derajat keasaman) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah pH tanah. Faktor pH tanah sangat ditentukan oleh jenis tanah. Misalnya, tanah podsolik merah kuning (PMK) memiliki pH yang bersifat asam. Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, pH jenis tanah tersebut diturunkan dengan cara pengapuran. Tumbuhan dapat keracunan jika pH tidak cocok untuk tumbuhan tersebut.
Oksigen merupakan faktor pembatas pada setiap organisme. Kondisi ini juga berlaku untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Konsentrasi oksigen sangat ditentukan oleh medium tempat tumbuhan berada. Bagian akar tumbuhan memerlukan aerasi yang baik untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Dengan dasar itulah petani sering menggemburkan tanaman mereka secara berkala. Aerasi yang baik mampu meningkatkan proses respirasi akar untuk mengedarkan unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah ke bagian daun.
Nutrisi
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut unsur makro (makronutrien). Unsur makro misalnya karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sedangkan, nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (mikronutrien). Contoh unsur mikro adalah klor, besi, boron, mangan, seng, tembaga, dan molibdenum. Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabkan tumbuhan mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna.
Faktor eksternal atau faktor lingkungan meliputi pengaruh iklim, tanah, dan biota tempat tumbuhan berada. Kondisi ini akan mempengaruhi tumbuhan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Faktor internal dan eksternal saling mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah temperatur, cahaya, air, pH, oksigen, dan nutrisi.
Temperatur
Temperatur akan mempengaruhi proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi pada tumbuhan. Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan tumbuhan. Strategi tumbuhan dalam menghadapi temperatur yang tinggi adalah dengan meningkatkan proses transpirasi (penguapan air yang umumnya melalui daun). Selain itu, temperatur juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses metabolisme.
Temperatur untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Temperatur yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
tingkat tinggi berkisar antara 0°C hingga 45°C. Contohnya, berbagai kultivar gandum (Triticum vulgare) dapat tumbuh pada kisaran temperatur mendekati 0°C - 40°C. Namun, pertumbuhannya akan optimal pada kisaran temperatur 20°C - 25°C. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung (Zea mays) berkisar antara 30°C - 35°C\ tetapi jagung tidak dapat tumbuh pada temperatur di bawah 12°C.
Sebenarnya, temperatur optimum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan tersebut. Tumbuhan yang berasal dari wilayah tropis memerlukan temperatur yang relatif lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau kutub.
Cahaya matahari
Cahaya matahari mempengaruhi tumbuhan berdaun hijau karena cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis tumbuhan. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Cahaya matahari juga mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi pucat, kurus, dan daunnya tidak berkembang (etiolasi). Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daun berkembang baik, dan berwarna hijau. Hal ini dikarenakan pengaruh auksin dihambat oleh cahaya matahari. Lihat Gambar 1.12.
Respon tumbuhan terhadap periode penyinaran cahaya matahari disebut fotoperiodisme. Di daerah beriklim sedang yang mengalami empat musim, periode penyinaran akan bervariasi pada setiap musim. Berdasarkan respon tumbuhan terhadap periode penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan berhari netral. Lihat Gambar 1.13.
• Tumbuhan berhari pendek (short-day plant)
Tumbuhan berhari pendek merupakan tumbuhan yang berbunga jika lama pencahayaan lebih pendek dari kegelapan. Kelompok tumbuhan ini berbunga pada akhir musim panas atau musim gugur. Contohnya aster, krisan, dan dahlia.
• Tumbuhan berhari panjang (long-day plant)
Tumbuhan berhari panjang merupakan tumbuhan yang berbunga jika lama pencahayaan lebih panjang dari kegelapan. Kelompok tumbuhan ini berbunga pada musim semi. Contohnya bayam, kentang, dan gandum.
• Tumbuhan berhari netral (neutral-day plant)
Tumbuhan berhari netral merupakan tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh lama (periode) penvinaran. Contohnya bunga matahari, mawar, dan kapas.
Respon tumbuhan terhadap penyinaran meliputi proses dormansi, perkecambahan, perkembangan batang dan akar, serta pembungaan. Respon tumbuhan terhadap sinar dikontrol oleh pigmen fitokrom.
Pada tumbuhan yang sama, apabila daun yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis mengalami intensitas penyinaran yang berbeda, akan terjadi perbedaan struktur daun. Daun yang terkena cahaya matahari lebih banyak mengalami proses fotosintesis yang cepat. Akibatnya, sel-sel palisade yang terbentuk lebih dari satu lapis. Untuk mengurangi transpirasi, kutikulanya akan menebal. Sebaliknya, tumbuhan yang kurang terkena cahaya akan memiliki kandungan air yang lebih banyak. Pada tumbuhan ini sel-sel mesofil lebih banyak jumlahnya.
Air, pH, dan oksigen
Air merupakan senyawa yang sangat penting dalam menjaga tekanan turgor dinding sel. Fungsi air dalam tumbuhan adalah:
• menentukan laju fotosintesis;
• sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan;
• menentukan proses transportasi unsur hara yang ada di dalam tanah;
• mengedarkan hasil-hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan;
• sebagai medium reaksi kimia (metabolisme) dalam sel.
Faktor pH (derajat keasaman) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah pH tanah. Faktor pH tanah sangat ditentukan oleh jenis tanah. Misalnya, tanah podsolik merah kuning (PMK) memiliki pH yang bersifat asam. Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, pH jenis tanah tersebut diturunkan dengan cara pengapuran. Tumbuhan dapat keracunan jika pH tidak cocok untuk tumbuhan tersebut.
Oksigen merupakan faktor pembatas pada setiap organisme. Kondisi ini juga berlaku untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Konsentrasi oksigen sangat ditentukan oleh medium tempat tumbuhan berada. Bagian akar tumbuhan memerlukan aerasi yang baik untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Dengan dasar itulah petani sering menggemburkan tanaman mereka secara berkala. Aerasi yang baik mampu meningkatkan proses respirasi akar untuk mengedarkan unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah ke bagian daun.
Nutrisi
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut unsur makro (makronutrien). Unsur makro misalnya karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sedangkan, nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (mikronutrien). Contoh unsur mikro adalah klor, besi, boron, mangan, seng, tembaga, dan molibdenum. Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabkan tumbuhan mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna.
0 comments:
Post a Comment