Friday, 21 March 2014

Darah

Posted by de Fairest at 3/21/2014 08:52:00 pm
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat di dalam jantung dan pembuluh darah. Darah pada pembuluh nadi bnanyak mengandung oksigen sehingga berwarna merah cerah, sedangkan darah pada pembuluh balik banyak mengandung karbondioksida sehingga berwarna merah tua.

Di dalam tubuh manusia mengalir sekitar 5-6 liter darah. Dalam keadaan normal, volum darah yang bredar sekitar 80% dari per kg berat badan.

Darah mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
·         Mengangkut sisa metabolisme dati jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi
·      Alat pengangkutan di dalam tubuh yaitu mengangkut sari-sari makanan dan oksigen yang kemudia ndiedarkan ke seluruh sel-sel tubuh
·         Mengedarkan air ke seluruh tubuh
·         Menjaga agar suhu tubuh tetap
·         Sebagai alat pertahanan tubuh dari kuman
·         Mengedarkan hormon dari kalenjar Endokrin
·         Mengatur keseimbangan asam dan bas supaya jaringan tidak rusak
Kandungan Darah
Kandungan Darah
Secara garis besar, darah terdiri atas :
a.       Plasma Darah
Plasma darah adalah darah tanpa sel-sel darah, berwarna kekuning-kuningan, dan sekitar 90% nya adalah air. Selain air, plasma darah juga mengandung komponen-komponen protein darah garam mineral, bahan organik (glukosa, lemak, urea, asam urat, asam amino, dan enzim), hormon dan zat sisa metabolisme.
Plasma Darah
Plasma Darah
Beberapa jenis protein darah meliputi albumin (pengatur air di dalam jaringan tubuh globulisn (pembentuk antibodi) dan faktor pembeku darah (misalnya fibrinogen dan protombin).

Plasma darah merupakan bagian yang cair dan berjumlah sekitar 55% dari seluruh jumlah darah. Plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Serum berfungsi untuk kekebalan sedangkan fibrinogen berfungsi untuk pembekuan darah.

b.      Sel-sel Darah
Sel darah adalah sel yang hidup dan berjumlah sekitar 45% dari seluruh jumlah darah.

Sel darah dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1.       Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah berbentuk pipih, cekung (bikonkaf) tidak  mempunyai inti dan berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Hemoglobin mengandung zat besi.
Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah (Eritrosit)
Tiap 1 mm3 darah kurang lebih mengandung 5 juta sel darah merah. Sel darah merah berfungsi untuk mengangkut O2, sari makanan dan sisa metabolisme. Pada saat embrio (fetus), sel darah merah dibentuk di hati dan di limfa, sedangkan setelah dewasa sel darah merah dibentuk di dalam sum-sum tulang merah. Sel darah.

Sel darah merah dapat hidup sekitar 120 hari. Sel darah merah yang sudah tua atau sudah rusak akan dirombak di dalam limpa (kura). Hemoglobin yang terlepas dibawa ke dalam hati dan dijadikan zat warna empedu (bilirubin) sedangkan zat besi yang terlepas dari hemoglobin dapat digunakan kembali untuk membentuk sel darah merah baru.
2.       Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit berbentuk tidak teta, mempunyai inti, tidak berwarna, dapat bergerak secara amoeboid, dan dapat menembus dinding pembuluh darah. Ukurannya lebih besar dibanding dengan eritrosit.
Macam-macam sel darah putih, yaitu (a) limfosit, (b) monosit, (c) neutrofil, (d) basofil, dan (e) eosinofil
Macam-macam sel darah putih, yaitu (a) limfosit, (b) monosit, (c) neutrofil, (d) basofil, dan (e) eosinofil
Tiap 1 mm3 darah lebih kurang mengandung 8000 sel darah putih. Sel darah putih berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap penyakit. Sel darah putih bersifat fagosit, artinya mampu melenyapkan bibit penyakit dengan cara memakannya dan juga membentuk antibodi untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.

Sel darah putih sebagian besar dibentuk di dalam sumsum tulang merah. Sel darah putih dapat hidup sekitar 1213 hari.

Berdasarkan bentuknya, sel darah putih dibedakan menjadi lima jenis, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit. Neutrofil, eosinofil dan basofil termasuk ke dalam sel darah putih granulosit, sedangkan monosit dan limfosit termasuk ke dalam sel darah putih granulosit.
3.       Keping-keping darah (Trombosit)
 Keping-keping darah (Trombosit)
Keping-keping darah (Trombosit)
Trombosit bentuknya tidak beraturan, tidak mempunyai inti dan ukurannya lebih kecil dari sel darah merah dan sel darah putih. Tiap 1 mm3 darah lebih kurang mengandung 250.000 sel-sel keping darah. Keping-keping darah berfungsi untuk proses pembekuan darah.

Jika seseorang luka dan mengeluarkan darah, maka trombosit pada waktu menyentuk permukaan luka akan pecah dan mengeluarkan trombokinase. Trombokinase dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K akan mengubah protombin yang terdapat dalam plasma darah menjadi trombin, kemudian trombin akan mengubah fibrinogen yang terdapat dalam plasma darah menjadi fibrin yang berupa benang-benang halus. Fibrin akan  menutupi luka sehingga pendarahan akan berhenti.
Skema proses pembekuan darah
Skema proses pembekuan darah

c.       Golongan Darah
1.       Golongan darah sistem A, B,  AB dan O
Penggolongan darah pada manusia pertama kali dikemukakan oleh Karl Lansteiner pada tahun 1900. Menurutnya, setiap orang mempunyai golongan darah yang berbeda-beda.

Berdasarkan ada tidaknya aglutinogen, golongan darah manusia dibedakan menjadi 4 yaitu golongan darah A, B, AB dan O. Aglutinogen adalah substansi dalam sel darah merah yang dapat digumpalkan oleh aglutinin. Sedangkan aglutinin adalah substansi dalam plasma darah yang menyebabkan penggumpalan pada aglutinogen.
  • Jika seseorang di dalam sel darahnya mengandung aglutinogen A dan serum darahnya dapat membuat aglutinin b, maka orang tersebut bergolongan darah A. Rumus golongan darahnya adalah (A, b)
  • Jika seseorang di dalam sel darahnya mengandung aglutinogen B dan serum darahnya dapat membuat aglutinin a, maka orang tersebut bergolongan darah B. Rumus golongan darahnya adalah (B, a)
  • Jika seseorang di dalam sel darahnya mengandung aglutinogen a dan B tetapi serum darahnya tidak dapat membuat aglutinin, maka orang tersebut bergolongan darah AB. Rumus golongan darahnya adalah (AB, -)
  • Jika seseorang di dalam sel darahnya tidak mengandung aglutinogen tetapi serum darahnya dapat membuat aglutinin a dan b, maka orang tersebut bergolongan darah O. Rumus golongan darahnya adalah (-, ab)
Macam-macam golongan darah, aglutinogen dan aglutinin yang dimilikinya, dapat dilihat pada tabel
Macam-macama golongan darah
Golongan Darah
Aglutinogen
Aglutinin
A
A
a
B
B
b
AB
A dan B
-
O
-
b dan a
Pengujian untuk mengetahui golongan darah ialah dengan menggunakan serum-serum yang mengandung aglutinin yaitu :

  1. Jika darah yang diuji dicampur serum aglutinin a kemudian menggumpal, maka kemungkinan golongan darahnya A atau AB, jika tidak menggumpal maka kemungkinan golongan darahnya B atau O
  2. Jika darah yang diuji dicampur serum aglutinin b kemudian menggumpak, maka kemungkinan golongan darahnya B atau AB. Jika tidak menggumpal maka kemungkinan golongan darahnya A atau O.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa :

  • Darah yang diuji bergolongan darah A apabila dicapur serum aglutinin a menggumpal, sedangkan apabila dicampur serum aglutinin b tidak menggumpal
  • Darah yang diuji bergolongan darah B apabila dicampur serum aglutinin a tidak menggumpal sedangkan apabila dicampur serum aglutinin b menggumpal
  • Darah yang diuji bergolongan darah AB apabila dicampur serum aglutinin a dan b akan menggumpal
  • Darah yang diuji bergolongan darah O apabila dicampur serum aglutinin a dan b tidak akan menggumpal

Penggolongan darah sangat bermanfaat untuk transfusi darah. Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang ke orang lain.
·         Seseorang yang mendapat darah disebut resipien, sedangkan
·         orang yang memberikan darah disebut donor.
·         Golongan darah AB disebut resipien universal karena dapat menerima darah dari semua golongan darah, tetapi hanya dapat memberikan kepada golongan darahnya.
·         Golongan darah O disebut donor universal karena dapat memberikan darah ke semua golongan darah, tetapi hanya dapat menerima dari golongan darahnya.

Kemungkinan terjadinya transfusi darah dapat dilihat pada diagram berikut
Diagram Transfusi Darah
Diagram Transfusi Darah
Pada umumnya transfusi darah dilakukan pada kondisi sebagai berikut :
·         Pada waktu tubuh kehilangan banyak adarah dan operasi
·         Pada tubuh yang terbakar
·         Pada kecelakaan dan tubuh luka parah
·         Menderita penyakit kronis
·         Kekurangan darah yang akut
2.       Golongan darah sistem rhesus
Penggolongan darah berdasarkan sistem rhesus (Rh) ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Wiener.
·         Rhesus positif (Rh+), apabila darahnya menggumpal jika diberi serum anti-Rh
·         Rhesus negatif (Rh-), apabila darahnya tidak menggumpal jika diberi serum anti-Rh
3.       Golongan darah sistem MN
Penggolongan darah berdasarkan sistem MN ditemukan oleh Lansteiner dan Levine melalui eksperimen dengan menggunakan serum untuk beberapa orang yang berbeda golongan darahnya.

Berdasarkan sistem MN golongan darah terbagi menjadi tiga, antara lain :
·         Golongan darah M, apabila darahnya menggumpal jika diberi serum anti-M
·         Golongan darah N, apabila darahnya menggumpal jika diberi serum anti-N
·         Golongan darah MN, apabila darahnya menggumpal jika diberi serum anti-M dan N


0 comments:

Post a Comment

 

de Biology Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea