Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat di dalam
jantung dan pembuluh darah. Darah pada pembuluh nadi bnanyak mengandung oksigen
sehingga berwarna merah cerah, sedangkan darah pada pembuluh balik banyak
mengandung karbondioksida sehingga berwarna merah tua.
Di dalam tubuh manusia mengalir sekitar 5-6 liter darah.
Dalam keadaan normal, volum darah yang bredar sekitar 80% dari per kg berat
badan.
Darah mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
·
Mengangkut sisa metabolisme dati
jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi
· Alat pengangkutan di dalam tubuh
yaitu mengangkut sari-sari makanan dan oksigen yang kemudia ndiedarkan ke
seluruh sel-sel tubuh
·
Mengedarkan air ke seluruh tubuh
·
Menjaga agar suhu tubuh tetap
·
Sebagai alat pertahanan tubuh dari
kuman
·
Mengedarkan hormon dari kalenjar
Endokrin
·
Mengatur keseimbangan asam dan bas
supaya jaringan tidak rusak
Kandungan Darah |
a.
Plasma Darah
Plasma darah adalah darah tanpa sel-sel
darah, berwarna kekuning-kuningan, dan sekitar 90% nya adalah air. Selain air,
plasma darah juga mengandung komponen-komponen protein darah garam mineral,
bahan organik (glukosa, lemak, urea, asam urat, asam amino, dan enzim), hormon
dan zat sisa metabolisme.
Plasma Darah |
Beberapa jenis protein darah meliputi albumin
(pengatur air di dalam jaringan tubuh globulisn (pembentuk antibodi) dan faktor
pembeku darah (misalnya fibrinogen dan protombin).
Plasma darah merupakan bagian yang cair dan
berjumlah sekitar 55% dari seluruh jumlah darah. Plasma darah terdiri atas
serum dan fibrinogen. Serum berfungsi untuk kekebalan sedangkan fibrinogen
berfungsi untuk pembekuan darah.
b.
Sel-sel Darah
Sel darah adalah sel yang hidup dan berjumlah
sekitar 45% dari seluruh jumlah darah.
Sel darah dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
1. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah berbentuk pipih, cekung
(bikonkaf) tidak mempunyai inti dan
berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat
oksigen. Hemoglobin mengandung zat besi.
Sel darah merah (Eritrosit) |
Tiap 1 mm3 darah kurang lebih
mengandung 5 juta sel darah merah. Sel darah merah berfungsi untuk mengangkut O2,
sari makanan dan sisa metabolisme. Pada saat embrio (fetus), sel darah merah
dibentuk di hati dan di limfa, sedangkan setelah dewasa sel darah merah
dibentuk di dalam sum-sum tulang merah. Sel darah.
Sel darah merah dapat hidup sekitar 120 hari.
Sel darah merah yang sudah tua atau sudah rusak akan dirombak di dalam limpa
(kura). Hemoglobin yang terlepas dibawa ke dalam hati dan dijadikan zat warna
empedu (bilirubin) sedangkan zat besi yang terlepas dari hemoglobin dapat
digunakan kembali untuk membentuk sel darah merah baru.
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit berbentuk tidak teta, mempunyai
inti, tidak berwarna, dapat bergerak secara amoeboid, dan dapat menembus
dinding pembuluh darah. Ukurannya lebih besar dibanding dengan eritrosit.
Macam-macam sel darah putih, yaitu (a) limfosit, (b) monosit, (c) neutrofil, (d) basofil, dan (e) eosinofil |
Tiap 1 mm3 darah lebih kurang mengandung 8000
sel darah putih. Sel darah putih berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap
penyakit. Sel darah putih bersifat fagosit, artinya mampu melenyapkan bibit
penyakit dengan cara memakannya dan juga membentuk antibodi untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit.
Sel darah putih sebagian besar dibentuk di
dalam sumsum tulang merah. Sel darah putih dapat hidup sekitar 1213 hari.
3. Keping-keping darah (Trombosit)
Keping-keping darah (Trombosit) |
Trombosit bentuknya tidak beraturan, tidak
mempunyai inti dan ukurannya lebih kecil dari sel darah merah dan sel darah
putih. Tiap 1 mm3 darah lebih kurang mengandung 250.000 sel-sel keping darah.
Keping-keping darah berfungsi untuk proses pembekuan darah.
Jika seseorang luka dan mengeluarkan darah,
maka trombosit pada waktu menyentuk permukaan luka akan pecah dan mengeluarkan
trombokinase. Trombokinase dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K akan
mengubah protombin yang terdapat dalam plasma darah menjadi trombin, kemudian
trombin akan mengubah fibrinogen yang terdapat dalam plasma darah menjadi
fibrin yang berupa benang-benang halus. Fibrin akan menutupi luka sehingga pendarahan akan
berhenti.
Skema proses pembekuan darah |
c.
Golongan Darah
1.
Golongan darah sistem A, B, AB dan O
Penggolongan darah pada manusia pertama kali
dikemukakan oleh Karl Lansteiner pada tahun 1900. Menurutnya, setiap orang
mempunyai golongan darah yang berbeda-beda.
Berdasarkan ada tidaknya aglutinogen,
golongan darah manusia dibedakan menjadi 4 yaitu golongan darah A, B, AB dan O.
Aglutinogen adalah substansi dalam sel darah merah yang dapat digumpalkan oleh
aglutinin. Sedangkan aglutinin adalah substansi dalam plasma darah yang
menyebabkan penggumpalan pada aglutinogen.
- Jika seseorang di dalam sel darahnya mengandung aglutinogen A dan serum darahnya dapat membuat aglutinin b, maka orang tersebut bergolongan darah A. Rumus golongan darahnya adalah (A, b)
- Jika seseorang di dalam sel darahnya mengandung aglutinogen B dan serum darahnya dapat membuat aglutinin a, maka orang tersebut bergolongan darah B. Rumus golongan darahnya adalah (B, a)
- Jika seseorang di dalam sel darahnya mengandung aglutinogen a dan B tetapi serum darahnya tidak dapat membuat aglutinin, maka orang tersebut bergolongan darah AB. Rumus golongan darahnya adalah (AB, -)
- Jika seseorang di dalam sel darahnya tidak mengandung aglutinogen tetapi serum darahnya dapat membuat aglutinin a dan b, maka orang tersebut bergolongan darah O. Rumus golongan darahnya adalah (-, ab)
Macam-macam
golongan darah, aglutinogen dan aglutinin yang dimilikinya, dapat dilihat pada
tabel
Macam-macama golongan darah
Golongan Darah
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
A
|
A
|
a
|
B
|
B
|
b
|
AB
|
A dan B
|
-
|
O
|
-
|
b dan a
|
Pengujian
untuk mengetahui golongan darah ialah dengan menggunakan serum-serum yang
mengandung aglutinin yaitu :
- Jika darah yang diuji dicampur serum aglutinin a kemudian menggumpal, maka kemungkinan golongan darahnya A atau AB, jika tidak menggumpal maka kemungkinan golongan darahnya B atau O
- Jika darah yang diuji dicampur serum aglutinin b kemudian menggumpak, maka kemungkinan golongan darahnya B atau AB. Jika tidak menggumpal maka kemungkinan golongan darahnya A atau O.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa :
- Darah yang diuji bergolongan darah A apabila dicapur serum aglutinin a menggumpal, sedangkan apabila dicampur serum aglutinin b tidak menggumpal
- Darah yang diuji bergolongan darah B apabila dicampur serum aglutinin a tidak menggumpal sedangkan apabila dicampur serum aglutinin b menggumpal
- Darah yang diuji bergolongan darah AB apabila dicampur serum aglutinin a dan b akan menggumpal
- Darah yang diuji bergolongan darah O apabila dicampur serum aglutinin a dan b tidak akan menggumpal
Penggolongan darah sangat bermanfaat untuk transfusi darah. Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang ke orang lain.
·
Seseorang yang mendapat darah
disebut resipien, sedangkan
·
orang yang memberikan darah
disebut donor.
·
Golongan darah AB disebut resipien universal karena dapat menerima
darah dari semua golongan darah, tetapi hanya dapat memberikan kepada golongan
darahnya.
·
Golongan darah O disebut donor universal karena dapat memberikan
darah ke semua golongan darah, tetapi hanya dapat menerima dari golongan
darahnya.
Kemungkinan
terjadinya transfusi darah dapat dilihat pada diagram berikut
Diagram Transfusi Darah |
Pada
umumnya transfusi darah dilakukan pada kondisi sebagai berikut :
·
Pada waktu tubuh kehilangan banyak
adarah dan operasi
·
Pada tubuh yang terbakar
·
Pada kecelakaan dan tubuh luka
parah
·
Menderita penyakit kronis
·
Kekurangan darah yang akut
2.
Golongan darah sistem rhesus
Penggolongan darah berdasarkan sistem rhesus
(Rh) ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Wiener.
·
Rhesus positif (Rh+),
apabila darahnya menggumpal jika diberi serum anti-Rh
·
Rhesus negatif (Rh-),
apabila darahnya tidak menggumpal jika diberi serum anti-Rh
3.
Golongan darah sistem MN
Penggolongan darah berdasarkan sistem MN
ditemukan oleh Lansteiner dan Levine melalui eksperimen dengan menggunakan
serum untuk beberapa orang yang berbeda golongan darahnya.
Berdasarkan sistem MN golongan darah terbagi
menjadi tiga, antara lain :
·
Golongan darah M, apabila darahnya
menggumpal jika diberi serum anti-M
·
Golongan darah N, apabila darahnya
menggumpal jika diberi serum anti-N
·
Golongan darah MN, apabila
darahnya menggumpal jika diberi serum anti-M dan N
0 comments:
Post a Comment