Kita telah mempelajari sebelumnya bahwa penemuan Morgan mengenai sifat tertaut seks (mata putih) merupakan satu peristiwa penting dalam perkembangan teori kromosom mengenai penurunan sifat. Pada bagian ini kita akan mempelajari peran kromosom seks atau kromosom kelamin dalam penurunan sifat secara lebih rinci. Kita mulai dengan melihat kembali genetika seks pada manusia dan membandingkannya dengan penentuan jenis kelamin beberapa hewan lainnya.
Penentuan jenis kelamin hewan dan beberapa tumbuhan ditentukan secara genetik. Informasi genetik penentu kelamin terdapat di dalam kromosom kelamin. Selanjutnya, pola penentuan jenis kelamin mengikuti pola tertentu.
Pada pola jantan heterogametik, hewan jantan memiliki kromosom kelamin heterogametik, misalnya XY atau XO. Sebaliknya, hewan betina memiliki kromosom kelamin homogametik, misalnya XX. Sedangkan pada pola betina heterogametik, hewan betina memiliki sepasang kromosom kelamin yang heterogametik, misalnya ZW. Sebaliknya, hewan jantan memiliki sepasang kromosom kelamin yang homogamet, misalnya ZZ. Untuk lebih jelasnya pelajarilah beberapa metode berikut ini.
PENENTUAN JENIS KELAMIN TIPE XY
Manusia memiliki 46 kromosom (23 pasang kromosom). Kromosom manusia terdiri dari 22 pasang kromosom tubuh dan 1 pasang kromosom seks (kromosom kelamin). Pria memiliki sepasang kromosom seks yang diberi simbol XY. Sedangkan perempuan juga memiliki sepasang kromosom seks yang diberi simbol XX.
Laki-laki menghasilkan sperma yang mengandung gamet (sel kelamin) X atau Y. Wanita menghasilkan sel telur yang mengandung gamet X. Pada waktu terjadi pembuahan,pertemuan sel sperma Y dan sel telur X akan membentuk individu XY (laki-laki). Sedangkan pertemuan sel sperma X dan sel telur X akan membentuk individu XX (perempuan). Jadi, kemungkinan anak yang dilahirkan itu laki-laki atau perempuan adalah 50%.
Penentuan jenis kelamin pada manusia |
PENENTUAN JENIS KELAMIN TIPE XO
Pada beberapa serangga, khususnya ordo Hemiptera (kepik) dan ordo Orthoptera (belalang), hewan jantannya bersifat heterogametik. Sel gamet yang dihasilkan jantan ada dua macam, yaitu X dan O (tanpa kromosom kelamin). Penentuan kelaminnya adalah hewan jantan XO dan hewan betina XX.
Contoh penentuan jenis kelamin serangga tipe XO s misalnya pada belalang (Melanoplus differentialis). Belalang ~ betina memiliki 24 kromosom atau 22 + XX, sedangkan belalang jantan hanya memiliki 23 kromosom atau 22 + X. Pada saat pembuahan, pertemuan sel telur X dan sel sperma X membentuk individu XX (belalang betina), sedangkan sel telur X dan sperma O membentuk individu XO (belalang jantan).
PENENTUAN JENIS KELAMIN TIPE ZW
Penentuan jenis kelamin tipe ZW terdapat pada burung (termasuk unggas), kupu-kupu, ngengat, dan beberapa jenis ikan. Sebagai contoh, penentuan jenis kelamin pada unggas, misalnya ayam.
Ayam jantan memiliki kromosom kelamin ZZ, sedangkan ayam betina ZW. Pada saat terjadi pembuahan, pertemuan sperma Z dan sel telur W membentuk individu ZW (ayam betina). Sedangkan pertemuan sperma Z dan sel telur Z membentuk individu ZZ (ayam jantan). Perhatikan Gambar 5.24. Jumlah kromosom tubuh dapat juga tidak dicantumkan dalam penulisan.
PENENTUAN JENIS KELAMIN PADA LEBAH MADU
Penentuan jenis kelamin lebah madu dan Himenoptera lain tidak berdasarkan kromosom seks, karena mereka tidak memiliki kromosom seks. Lebah jantan memiliki jumlah kromosom yang haploid, sedangkan lebah betina diploid.
Pada umumnya sel telur yang haploid dihasilkan dari pembelahan meiosis, sedangkan sperma dihasilkan dari pembelahan meiosis khusus. Pembelahan ini memungkinkan semua kromosom (yang sudah haploid) menuju ke salah satu sel anak saja, sedangkan sel anak yang satu lagi kosong.
Oleh karena itu, hanya 50% sperma yang dapat membuahi sel telur. Ratu lebah menghasilkan telur dan dapat mengatur kapan sel telur harus dibuahi menjadi lebah betina yang diploid atau harus mengalami pertenogenesis menjadi lebah jantan yang haploid. Partenogenesis adalah pembentukan individu atau organisme baru yang berasal dari telur yang tidak dibuahi. Lihat Gambar 5.25. Pengaturan jenis kelamin pada keturunannya sangat khas dan tidak dimiliki oleh hewan lainnya.
Selain ditentukan oleh kromosom seks, jenis kelamin juga ditentukan oleh faktor lain, misalnya faktor ploidi sel Ploidi adalah jumlah set kromosom. Sebagai contoh, penentuan jenis kelamin pada lalat buah (Drosophila). Jenis kelamin lalat buah ditentukan berdasarkan perbandingan kromosom seks X dengan set kromosom tubuh. Lihat Gambar 5.26. Satu set kromosom tubuh disingkat A. Perhatikan Tabel 5.7.
Jenis kelamin jantan memiliki perbandingan X/A = 0,5, sedangkan betina = 1. Kromosom Y tidak menentukan jenis kelamin, tetapi menentukan kesuburan (fertilitas) individu. Contoh, individu AAXY dan AAXO keduanya adalah jantan (X/A = 0,5). Akan tetapi, individu yang menghasilkan sperma hanya individu AAXY. Contoh lain, individu AAXXY adalah betina (X/A = 1). Perbandingan X/A > 1 atau < 0,5 menentukan individu super, baik jantan maupun betina. Sedangkan perbandingan X/A < 1 tetapi > 0,5 menentukan individu interseks, yaitu sifat antara jantan dan betina.
2 comments:
blognya lucu kaa, imut
Keren
Post a Comment