Virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun atau dapat diartikan suatu partikel penginfeksi yang mengandung molekul asam nukleat, DNA atau RNA yang terbungkus dalam lapisan pelindung protein (kapsid). Kareena virus merupakan partikel penginfeksi maka wajar apabila virus diartikan sebagai racun penyebab penyakit.
Sejarah penemuan virus dimulai oleh Adolf Mayer (1887) yang menemukan penyakit bercak kuning pada daun tembakau dan penyakit tersebut dapat menular ketika dioleskan pada daun yang sehat. Penemuan tersebut ditindaklanjuti oleh Dimtri Ivanosky (1982) dengan penemuan bahwa filtrat dari daun yang terserang bercak kuning jika dioleskan pada daun yang sehat dapat menimbulkan penyakit bercak kuning yang sama. Penemuan itu diteliti lebih jauh oleh M. Beijerink (1899) dengan menemukan ukurannya penyebab penyakit bercak kuning daun tembakau dan ternyata diketemukan bahwa penyakit bercak kuning daun tembakau disebabkan oleh organisme yang ukuran sangat kecil yang disebut virus.
Pernyataan tersebut, kemudian dibuktikan dengan lolosnya organisme ini pada penyerang bakteri. Selanjutnya V.M Stanley (1935) berhasil mengisolasi dan mengkristalkan virus penyebab penyakit bercak kuning daun tembakau. Akhirnya V.M. Stanley menyimpulkan bahwa penyakit bercak kuning pada daun tembakau disebabkan oleh Tobacco Mozaik Virus (TMV).
B. Ciri-ciri Virus
- virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil dari bakteri yaitu berkisar antara 20-300 mµ milimikron (1 mikron = 1000 milimikron). Untuk mengamatinya membutuhkan mikroskop elektron
- Struktur virus sangat sederhana terdiri atas asam nukleat (DNA atau RNA) dan protein (kapsid) sehingga virus dalam tingkat organisasi kehidupan termasuk makhluk hidup tingkat molukuler. DNA dapat berfungsi sebagai gen , kumpulan dari gen disebut genom. Genom pada virus terkecil berjumlah 4 gen, sedangkan yang terbesar memiliki beratus ratus gen
- Virus hanya dapat bereplikasi di dalam sel atau jaringan hidup sehingga disebut parasit obligat intraseluluer.
- Pada umunya virus tidak mempunyai membran plasma, sitoplasma, dan ribosom sehingga belum disebut sebagai sel.
- Bentuknya bervariasi ada yang oval, bulat, batang, kumparan dan bentuk T.
- Virus dapat dikristalkan, tetapi apabila berada pada sel dan jaringan hidup mampu mengadakan replikasi, maka virus dapat disebut sebagai makluk peralihan.
Macam Bentuk Virus |
C. Struktur Virus
Bagian-bagian virus, antara lain :
- pembungkus atau selubung (kapsid) yang tersusun oleh protein, satu unit pembentuk kapsid disebut kapsomer. Kapsid berfungsi untuk melindungi materi inti yang berupa asam nukleat.
- Bahan inti yang terdiri dari asam nukleat, yaitu terdiri dari DNA saja atau RNA saja. Asam Nukleat berfungsi untuk mengendalikan aktivitas replikasi (reproduksi) virus.
- Kepala yang tersusun atas nukleokapsid yang berbentuk polihedral (segi banyak), yaitu di sebelah dalam terdapat asam nukleat dan di luar tersusun atas kapsid
- Pada beberapa virus, bagian sebelah luar dari kapsid diketemukan adanya selubung virus (envelope) atau membran yang menyelubungi kapsid yang berasal dari membran sel inang. Selebung ini tersusun atas fosfolipid dan protein dari sel inang serta protein dan glikoprotein dari virus. Selebung virus berfungsi untuk membantu menginfeksi sel inang dan membawa beberapa molekul enzim.
Struktur Virus Bakterifage |
Virus membutuhkan bahan inti (DNA
atau RNA) sel makhluk lain untuk bereplikasi (bereproduksi). Virus bereproduksi
dengan cara replikasi. Ada dua cara replikasi virus, yaitu daur/siklus litik
dan daur lisogenik.
Siklus Litik
Siklus Litik
Siklus Litik Virus |
Siklus ini
diberi nama litik, karena pada fase akhir siklus replikasi sel yang menjadi
inang dalam replikasi virus akan mengalami lisis (mati). Daur litik mempunyai 5
tahapan, yaitu :
a.
Adsorbsi (Penempelan)
Pada fase ini ditandai dengan melekatnya ekor virus
(bakteriofage) pada reseptor khusus dinding bakteri. Penempelan melalui metode
Lock and Key, di mana didasarkan atas kecocokan molekul protein antara sel
inang dengan virus. Setelah ekor virus menempel, virus mengeluarkan enzim
lisozim (enzim penghancur dinding sel bakteri) dan dibantu kontraksi ekor
sehingga terbentuk lubang pada dinding sel bakteri.
b.
Injeksi (Penyuntikkan)
Pada fase ini, ditandai dengan masuknya DNA virus ke
dalam sel inang dengan meninggalkan kapsid di luar sel bakteri. Masuknya DNA
virus ke DNA bakteri didorong oleh tenaga kontraksi dari bagian kapsid atau
kepala pada bakteriofage.
c.
Eklifase/ Replikasi (Penggandaan)
Pada fase ini ditandai dengan :
1.
DNA virus menempel pada DNA sel inang
2.
DNA virus yang menempel pada DNA sel inang mengambil
alih kendali metabolisme pada sel inang
3.
Terjadi penghancuran atau pemotongan DNA bakteri
di bawah kendali DNA virus
4.
Terjadi sintesis atau penggadaan DNA virus
dengan menggunakan potongan DNA bakteri
5.
Selanjutnya DNA virus menyusun protein kapsid
d.
Essembling (Perakitan)
Pada fase ini, ditandai dengan peristiwa perakitan
kapsid pada kepala, ekor, serabut dan ekor menjadi bagian yang utuh, sedangkan
DNA virus masuk di dalamnya. Setelah DNA Masuk , terbentuklah virus baru yang
disebut virion. Virion yang terbentuk dalam satu kali siklus litik sebanyak
100-200buah.
e.
Litik (Pemecahan Sel Inang)
Pada fase ini ditandai dengan peristiwa berikut :
1.
Pecahnya dinding bakteri karena pengaruh enzim
lisozim yang dibentuk oleh virus baru (virion)
2.
Virion (virus baru) meninggalkan sel inang lama
untuk mencari sel inang yang baru
3.
Sel inang lama ditinggalkan dalam kondisi rusak
dan mati.
Siklus
Lisogenik
Siklus Lisogenik Virus |
Siklus ini
diberi nama siklus lisogenik karena sel inang pada tahap akhir siklus tidak
mengalami kerusakan atau kematian. Sel inang dapat bertahan dan tidak rusak
pada akhir siklus karena disebabkan sel inang mempunyai ketahanan diri terhadap
serangan virus. Ketahanan diri sel inang (bakteri) terhadap serangan virus
disebut virulensi.
Siklus lisogenik
virus mempunyai tahap-tahap (fase) sebanyak 4 tahap, yaitu :
a.
Adsorbi (Penempelan)
Pada fase ini ditandai dengan melekatnya ekor virus (bakteriofage) pada reseptor khusus
dinding bakteri. Penempelan ini melalui metode Lock and Key, di mana didasarkan atas kecocokan molekul protein
antara sel inang dengan virus. Setelah ekor virus menempel, virus mengeluarkan
enzim lisozim (enzim penghancur dinding sel bakteri) dan di bantu kontraksi
ekor sehingga dapat terbentuk lubang pada dinding sel bakteri.
b.
Penetrasi
/ Injeksi (penyuntikan)
Pada fase ini ditandai dengan masuknya DNA virus ke
dalam sel inang dengan meninnggalkan kapsid di luar sel bakteri. Masuknya DNA
virus ke DNA bakteri didorong oleh tenaga kontraksi dari bagian kapsid atau
kepala pada bakteriofage.
c.
Penggabungan
Pada fase ini DNA virus menyisip ke dalam DNA bakteri
sehingga DNA bakteri mengendung materi genetik virus. DNA virus yang telah
menyisip pada DNA bakteri tidak dapat aktif untuk mengambil alih kendali
metabolisme dari DNA bakteri, dikarenakan bakteri mempunyai virulensi. DNA
virus yang menempel pada DNA bakteri dan tidak aktif disebut Profage.
d. Cleaveage (Pembelahan)
Pada fase ini ,profage akan berada di dalam tubuh
bakteri selama bakteri masih mempunyai virulensi. Ketika sel bakteri mengalami
pembelahan, DNA virus juga ikut terkopi sehingga terbentuklah dua sel bakteri
yang masing-masing mengandung profage. Pembelahan sel bakteri dapat
berulang-ulang dalam beberapa generasi dan profagenya juga akan terbagi dalam
beberapa generasi.
Siklus Lisogenik secara teoritis terhenti
ketika sudah sampai pada fase cleaveage(pembelahan).
Namun, jika sel bakteri hasil pembelahan mengalami penurunan atau bahkan
kehilangan virulensinya maka siklus litik dari siklus lisogenik ini dapat
langsung masuk ke fase Replikasi / eklifase, kemudian dilanjutkan dengan fase assembling (perakitan) dan lisis (penghancuran sel inang).
Peristiwa yang terjadi pada ketiga fase tersebut, merupakan lanjutan dari
siklus lisogenik yang sama dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada siklus
litik.
Berdasarkan uraian di atas
mengenai pemahaman siklus litik dan lisogenik di atas dapatlah kita simpulakan
perbedaan antarkeduanya, yaitu sebagai berikut.
No.
|
Variabel
Pembeda
|
Siklus
Litik
|
Siklus
Lisogenik
|
1.
|
Kondisi awal
bakteri (sel inang)
|
Non virulen
|
Virulen
|
2.
|
Jumlah tahapan
|
5 tahap:Adsorbsi,
penetrasi, replikasi, perakitan, dan lisis
|
4 tahap:Adsorbsi, penetrasi ,
penggabungan, dan pembelahan
|
3.
|
Kelanjutan siklus
|
Terhenti, karena sel inangnya rusak/
mengalami lisis
|
Dapat dilanjutkan dengan siklus litik
jika vieulensi bakteri hilang
|
4.
|
Kondisi akhir
|
Mengalami lisis (mati)
|
Tidak mengalami lisis (tidak mati)
|
E. Peranan Virus dalam Kehidupan
a.
Virus yang menguntungkan
1)
Virus yang menyerang bakteri patogen
Virus ini dinilai menguntungkan karena virus ini dapat
melumpuhkan atau mematikan bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit),
sehingga bakteri patogen menjadi tidak berbahaya lagi bagi manusia.
2)
Beberapa virus digunakan untuk membuat vaksin
Vaksin merupakan patogen (bibit penyakit) yang telah
dilemahkan sehingga tidak berbahaya lagi dan dapat merangsang tubuh untuk
membentuk antibodi sehingga ketika patogen sesungguhnya meyerang tubuh sudah
menjadi kebal
3)
Virus sebagai alat diagnosis
Fage-fage yang virulen dapat digunakan untuk mengenali
dan mengidentifikasi bakteri-bakteri patogen sehingga dapat berfungsi sebagai
alat diagnosis medis dan untuk mengetahui penyebaran suat penyakit dalam
masyarakat.
4)
Virus Penghasil antitoksin
Virus dengan teknik rekayasa genetika (penyisipan gen)
dapat digunakan untuk menghasilkan antitoksin yang dapat digunakan untuk
melawan penyakit pada manusia (Raeven Johnson, 2003:670).
b.
Virus yang merugikan
Beberapa penyakit manusia disebabkan oleh serangan
virus, antara lain sebagai berikut.
1)
Influenza disebabkan oleh virus influenza yaitu Orthomyxovirus tipe A, B, dan C (virus
RNA) yang menyerang pada saluran pernapasan atas. Sedangkan, penyakit pilek
disebabkan oleh Virus Coryza dan Rhinovirus (Virus RNA).
Rhinovirus |
2)
Cacar air (voricela)
disebabkan oleh Virus Voricella. Sedangkan untuk cacar disebabkan oleh virus variola (viris DNA) atau Othopox Virus. Virus ini terdapat di
lendir saluran pernapasan kemudian masuk ke darah dan beredar ke tubuh tertama
kulit. Penyakit ini telah diketemukan vaksin untuk pencegahannya oleh Edward
Janner (1976).
Virus Voricella |
3)
Polio disebabkan oleh Virus Polio (Virus RNA),
merupakan penyakit akut yang menyerang susunan saraf pusat pada sistem gerak
sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki. Penyakit inin telah diketemukan
vaksin pencegahannya oleh Jonas Salk.
Virus Polio |
4)
Hepatitis disebabkan oleh Virus Hepatitis A, B,
C, D, E (virus RNA). Virus ini menyerang hati penderita yang menyebabkan cairan
empedu beredar ke seluruh tubuh sehingga darah penderita berwarna kuning
(penyakit kuning). Penyakit ini berdampak pada organ hati mengeras dan mengecil
atau kanker hati.
Virus Hepatitis B |
Virus Hepatitis A |
5) Gondong (parotis)
disebabkan oleh virus yang tergolong Paramyxovirus
A (virus RNA). Apabila, menginfeksi pada kelenjar parotis maka akan timbul
bengkak di bagian belakang telinga.
6) Campak (morbili) disebabkan oleh Morbilivirus dan Paramyxovirus
A, (virus RNA) menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, dan di darah.
Virus ini disebarkan ke seluruh tubuh terutama kulit.
Morbilivirus |
7) AIDS disebabkan oleh virus HIV 1 dan HIV 2 atau
HTLV III yang masuk ke dalam darah menyerang sel-sel darah putih T4,
yaitu sel darah yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh. AIDS bukan suatu
penyakit seperti yang banyak dipahami orang, tetapi peristiwa penurunan sisitem
kekebalan tubuh sehingga memungkinkan penyakit-penyakit lain merajarela
menyerang tubuh.
8) Kanker disebabkan oleh Virus Onkogen (virus DNA) yang mengubah sel inang menjadi sel
kanker.
9) Rabies disebabkan oleh rhabdovirus dan lyzza virus
(virus DNA). Virus rabies menyerang sistem saraf pada hewan maupun manusia.
Penularan virus ini melalui gigitan hewan , seperti anjing, kucing, dan kera.
Penyakit ini telah diketemukan vaksin pencegahannya oleh Luis Pasteur.
lyzza virus |
rhabdovirus |
10) Ebola disebabkan virus ebola yang termasuk filo
virus atau virus RNA. Virus ini berbentuk berbentuk seperti tabung diameter 80
nanometer dan panjangnya 1000-14000 nanometer. Hidupnya pada eritrosit untuk
inang sementara sebelum menyerang organ tubuh manusia sehingga menyebabkan
pendarahan hebat pada penderita. Vektor pembawa virus ini adalah kera, babi,
dan darah manusia. Masa inkubasi berkisar antara 2-21 hari.
virus ebola filo |
11) Herpes. Disebabkan oleh herpes virus atau virus
DNA menyerang membran lendir dimulut, alat kelamin, mata, dan kulit. Kulit yang
terserang terasa sakit, panas, dan melepuh.
herpes virus |
12) Demam berdarah dan demam berdarah dengue
disebabkan oleh toga virus dan dengue virus (DEN1, DEN2, DEN3, dan DEN4) (virus
DNA) yang ditularkan oleh nyamuk aides agepti dan menyerang pembuluh darah
sehingga bocor dan menyebabkan penderita mengalami penurunan jumlah trombosit
yang drastis sehingga tampak adanya bercak-bercak merah pada bagian bawah
permukaan kulit.
Sumber : Biologi SMA Kelas X Penerbit Grasindo.dengue virus |
toga virus |
0 comments:
Post a Comment