Thursday, 26 March 2015

Pernapasan dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Manusia

Posted by de Fairest at 3/26/2015 11:47:00 am
Penyakit pada sistem pernapasan manusia dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kelainan pada saluran pernapasan, gangguan pada dinding alveolus karena infeksi bakteri dan kemasukan air, serta terjadinya gangguan sistem transpor.
KELAINAN PADA SALURAN PERNAPASAN 

1. Pembengkakan Kalenjar Limfa

Kalenjar limfa yang cukup besar seperti amandel, polip dan adenoid terdapat di rongga hidung dan tekak. Ketiga kalenjar ini dapat mengalami pembengkakan sehingga terjadi penyempitan saluran pernapasan dari rongga hidung sampai tekak. Kondisi seperti ini menyebabkan pengambilan napas melalui hidung menjadi terganggu, oleh karena itu orang yang mengalaminya, mulutnya dibiarkan terbuka untuk mempermudah masuknya udara , sehingga tampak bertampang bodoh, disebut wajah adenoid.

2. Penyempitan Saluran Pernapasan

Penyempitan saluran pernapasan disebabkan oleh bronkitis dan asma.

Bronkitis adalah terjadinya peradangan pada saluran pernapasan seperti pada trakeam bronkus dan bronkiolus. Selain itu peradangan dapat terjadi pada permukaan dalam yang tertutup oleh selaput lendir, mengakibatkan saluran pernapasan mengalami penyempitan. Penyempitan saluran pernapasan ini menyebabkan difusi udara di dalam alveolus terjadi terganggu.

Asma adalah penyempitan pada saluran pernapasan karena otot polos yang membentuk dinding saluran pernapasan mengalami kontraksi secara terus menerus menyebabkan terjadinya gangguan pada pelebaran saluran pernapasn. Asma menyerang cabang-cabang halus bronkus yang sudah tidak memiliki cincin-cincin tulang rawan. Penyebab asma antara lain alergi dan kekurangan hormon adrenalin.

3. Rinitis

Rinitis adalah peradangan pada selaput lendir hidung. Tanda-tanda terjadinya rinitis adalah pembengkakan, vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) selaput lendir, hidung tersumbat, serta gatal pada hidung dan mata. 

Rinitis dapat bersifat akut misalnya pada penyakit selesma yang disebabkan oleh virus. Rinitis juga datan bersifat menahun (kronis) karena bakteri dan alergi oleh debu dan polen. Rinitis karena alergi dapat menimbulkan polip hidup.

4. Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan pada sebelah atas rongga hidung (sinus paranasalis). Gejalanya berupa hidung tersumbat, ingus berwarna kuning, hijau dan bau, serta timbulnya sakit di daerah sinus yang terserang.

5. Pleuritis

Pleuritis adalah pembengkakan yang terjadi pada selaput pembungkus paru-paru (pleura).

GANGGUAN PADA DINDING ALVEOLUS

1. Gangguan pada Dinding Alveolus Karena Infeksi Bakteri

Infeksi bakteri pada dinding alveolus dapat menyebabkan pneumonia dan tuberkolosis.

Pneumonia adalah peradangan pada dinding alveolus karena adanya infeksi bakteri Diplococcus pneumonia. Pada pneumonia, ruangan alveolus terisi oleh cairan limfa.

Tuberkolosis adalah adanya bintil-bintil kecil pada alveolus yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bacterium tuberculosis. Bintil-bintil kecil pada alveolus ini yang menyebabkan terhambatnya proses difusi antara oksigen dengan karbondioksida.

2. Gangguan pada dinding Alveolus Karena Kemasukan Air

Jika alveolus kemasukan air, seperti pada penyakit paru-paru basah atau tenggelam maka permukaan tempat terjadinya difusi oksigen dan karbondioksida akan tertutup oleh air, hal ini akan mengakibatkan difusi antara oksigen dan karbondioksida akan terhalang.

GANGGUAN PADA SISTEM TRANSPOR

Gangguan pada sistem transpor dapat terjadi karena adanya anemia, keracunan sianida dan gas karbondioksida (CO). Anemia adalah kekurangan darah (darahnya kekurangan eritrosit, hemoglobin atau zat besi). Eritrosit, hemoglobin dan zat besi berfungsi penting untuk mengangkut oksigen, sehingga apabila kadarnya di dalam darah sangat rendah maka pengangkutan oksigen menjadi terganggu.

Sianida (CN) dan karbon monoksida merupakan racun untuk tubuh yang mempunyai daya ikat terhadap hemoglobin jauh lebih tinggi dari daya ikat oksigen. Hal ini menyebabkan hemoglobin akan mengikat sianida dan karbonmonoksida apabila jumlahnya di dalam darah lebih tinggi dari oksigen, akibatnya oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh tidak dapat terangkut.

1. Laringitis

Laringitis disebabkan oleh infeksi mikroorganisme atau asap rokok, sering menimbulkan gejala suara parau. Suara parau terjadi karena adanya pembengkakan pada pita suara. Seorang perokok memiliki peluang yang cukup besar menderita laringitis kronis yang selanjutnya akan tumbuh menjadi kanker laring.

2. Batuk

Batuk merupakan gejala paling umum yang menunjukkan terjadi gangguan pada sistem pernapasan. Batuk bisa timbul pada penyakit tenggorokan sampai cabang tenggorokan. Batuk ada yang kering ada juga yang berdahak.

3. Kanker Paru-paru

Kanker paru paru disebabkan oleh polusi udara pernapasan. Polutan yang paling sering menjadi penyebab kanker paru-paru adalah asap rokok dan asap atau debu yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti asbes, nike, krom, eter dan asap batubara.

Pada kanker paru-paru, sel sel kanker menyebar di permukaan bronkus dan menjalar ke bagian tubuh lainnya. Gejala yang ditimbulkannya adalah batuk kronis dengan dahak berdarah, napas berbunyi, terjadi infeksi pada paru-paru, dan sering terdapat cairan pada rongga pleura. 

Pada perokok, kemungkinan terkena penyakit kanker paru-paru adalah 20 kali lebih tinggi dari bukan perokok.

4. Nyeri Dada

Nyeri dada merupakan gejala terjadinya gangguan pada pleura bagian dalam yang biasanya akan bertambah ketika batuk, bersin, atau menarik napas dalam-dalam.

5. Difteri

Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Bakteri ini juga menghasilkan racun. Jika racun ini beredar bersama darah, maka akan menyebabkan kerusakan pada selaput jantung.

Penyakit ini umumnya menyerang saluran napas bagian atas anak-anak. Penderita difteri akut aan mengalami penyumbatan pada saluran pernapasan, oleh sebab itu penderita difteri sering dibuat trakeotomi. Trakeotomi yaitu lubang pernapasan bantuan pada trakea.

Gejala yang ditunjukkan penyakit ini adalah demam, kelelahan, kadang-kadang lumpuh, dan dapat mematikan.

6. Emfisema

Emfisema merupakan keadaan dimana alveolus menjadi kaku mengembang, dan terus menerus terisi udara meskipun setelah terjadi ekspirasi. Oleh sebab itu rongga dada tetap berisi udara sehingga pertukaran udara menjadi terganggu.

Faktor- faktor yang mempermudah terjadinya emfisema yaitu polusi udara, asap rokok dan seorang penderita asma.

7. Faringitis

Faringitis adalah terjadi infeksi pada faring yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus dan bakteri. Gejala penyakit ini adalah kerongkongan akan sakit apabila menelan makanan. 

8. Tonsilitis

Tonsilitis adaalah terjadinya radang karena adanya infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejalanya yaitu tenggorokan sakit, susah menelan, demam, suhu tubuh naik, dan otot-otot terasa sakit.

Apabila terjadi gangguan pada sistem pernapasan, maka seluruh sistem alat-alat tubuh kita juga akan terganggu, berdasarkan hal tersebut jika terjadi gangguan pada sistem pernapasan maka perlu segera mendapatkan pertolongan yang sesuai dengan jenis penyebabnya.

Misalnya :
  1. Penderita gangguan pernapasan yang disebabkan oleh infeksi diberi antibiotik
  2. Apabila terjadi luka pada paru-paru, maka paru-paru tersebut diistirahatkan dengan cara mengisi udara steril pada celah antar pleura
  3. Gangguan pernapasan karena tenggelam atau shock karena sengatan listrik, umumnya pusat pernapasan sering terhenti sementara, sehingga gerakan bernapas juga berhenti sementara. Untuk menolongnya, dibutuhkan alat pernapasan batan yang disebut pulmotor. Jika dalam keadaan darurat, dapat dilakukan dengan bantuan mulut ke mulut.

0 comments:

Post a Comment

 

de Biology Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea